Senin, 29 Juni 2009

Debat Calon Presiden RI


Acara Debat Calon Presiden untuk pemilihan presiden RI 2009-2014 rencananya juga disiarkan beberapa stasiun televisi. Dalam Acara Debat Calon Presiden ini, diharapkan tiap kandidat dapat menunjukkan kelebihannya tanpa bersifat menyerang lawan.

Setiap acara debat akan berlangsung selama dua jam. Substansi debat sekitar satu setengah jam. Rinciannya, pemaparan visi, misi dan program selama tujuh sampai dengan sepuluh menit. Pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama tiga puluh menit. Terakhir, pertanyaan dan jawaban antar kandidat selama tiga puluh menit.

Format, topik, dan moderator telah disepakati tim kampanye tiga pasangan calon. Dari pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jusuf Kalla dan Wiranto diwakili Burhanuddin Napitupulu, tim Megawati dan Prabowo Subianto diwakili Firman Djaya Daeli, serta tim Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono diwakili Milton Pakpahan.

Debat calon presiden (Capres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Kamis malam, nyaris tanpa perdebatan.Wakil Ketua DPD Irman Gusman menilai putaran pertama debat calon presiden masih berlangsung hambar dan kurang mengigit, walaupun pada sesi terakhir acara itu sudah mulai ada saling mengomentari diantara para capres yang ada.

Bukan hanya tak ada debat, bahkan terlihat ada jawaban dari capres yang mengekor jawaban capres lainnya. Ini terlihat ketika Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan selaku moderator mengajukan pertanyaan kepada Megawati Soekarnoputri tentang apa yang akan ia lakukan untuk melindungi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) apabila ia terpilih sebagai presiden.

Megawati menjawab perlindungan kepada TKI harus diberikan terlebih dahulu di dalam negeri melalui kontrak kerja yang jelas, karena perlindungan setelah mereka berada di luar negeri lebih sulit untuk dilakukan.

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono diberi kesempatan untuk mengomentari jawaban Megawati, ia mengatakan setuju 200 persen dengan Megawati bahwa perlindungan harus terlebih dahulu dilakukan di dalam negeri, meski ia menambahkan perlindungan dalam negeri itu harus ditambah dengan penguatan di kedutaan besar Indonesia di luar negeri agar memantau kondisi TKI di lapangan.

“Saya setuju dengan pandangan Ibu,” jawab Yudhoyono santun kepada Megawati yang berdiri di sebelah kanannya.

Jusuf Kalla pun mengawali komentarnya dengan kalimat yang sama dengan Yudhoyono. “Tentu saya sependapat dengan Ibu Mega,” ujar Kalla lantang.

Ketika Megawati diberi kesempatan untuk menimpali kembali komentar dua pesaingnya itu, ia hanya berkata singkat lalu tersenyum.

“Ya, semua ngikut saya,” ujar Megawati yang langsung diikuti tawa undangan. Megawati pun memilih tidak menimpali komentar Yudhoyono dan Kalla, melainkan puas berkata, “cukup.”

Kejadian serupa juga terjadi ketika membahas soal pelanggaran hak asasi di masa lalu. Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sejumlah masalah pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di masa lalu dapat diselesaikan dengan berbagai cara tanpa mencederai rasa keadilan terhadap mereka yang menjadi korbannya.

“Bila itu jadi permasalahan, mari kita duduk bersama dan konsensus. Perlu ada solusi yang konstruktif dan melihat ke depan, akan ada solusi yang bijak,” kata Yudhoyono.

Ia menjelaskan permasalahan pelanggaran HAM hendaknya bisa diselesaikan melalui mekanisme hukum, namun bila hal tersebut tidak bisa dilakukan maka diperlukan mekanisme lain termasuk dibentuknya komisi kebenaran dan rekonsiliasi seperti yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan di Timor Timur (kini Timor Leste-Red).

“Contoh masalah Timtim, mau diangkat oleh PBB, saya menolak itu pada 2005. Akhirnya bisa kita selesaikan sendiri, kita tutup lembaran itu dan tatap masa depan, saya lihat peluang itu di luar justice masih tersedia seperti `truth` dan rekonsiliasi, kearifan kita semua yang akan memilih mana yang jadi pilihan,” kata Yudhoyono.

Menanggapi jawaban Yudhoyono, Jusuf Kalla dan Megawati sepakat bahwa permasalahan hak asasi manusia di masa lalu perlu diselesaikan dengan landasan hukum yang ada dan menjadi cermin agar di masa yang akan datang tidak terjadi lagi.

Yudhoyono pun menyatakan setuju jawaban Jusuf Kalla ketika oleh moderator diberi kesempatan mengomentari jawaban Jusuf Kalla tentang langkah apa yang akan dilakukan untuk menangani masalah pungutan liar (pungli) dan suap dalam pelayanan masyarakat.

Terhadap pernyataan itu, Jusuf Kalla mengatakan perlunya ada pengawasan dan penetapan proses pelayanan masyarakat seperti pembuatan kartu tanda penduduk dan lainnya sehingga ada target waktu maupun tarif yang harus dipatuhi.

“Saya setuju dengan Pak Kalla tentang perlunya pengawasan disiplin, hukuman dan penghargaan. Tapi saya ingin menambahkan, bagaimanapun sosialisasi harus jelas, agar paham dan jelas bagi masyarakat,” kata Yudhoyono.

Selain itu, Yudhoyono juga menambahkan perlunya ada sarana pada masyarakat untuk menyampaikan aduannya atas keluhan pelayanan terhadap masyarakat.

Yang agak menarik adalah ketika moderator menanyakan tentang pertahanan. Megawati Soekarnoputri tidak sependapat jika anggaran pertahanan hanya di bawah 50 persen dari kebutuhan minimum seperti realitas sekarang.

“Ini bukan cuma urusan Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan), tetapi masalah kedaulatan negara yang harus dipertahanakan. Juga menyangkut tentunya pendidikan, pengadaan peralatan dan persenjataan, pelatihan, pun yang paling penting kesejahteraan prajurit beserta keluarganya,” katanya.

Sementara itu Yudhoyono menyatakan, anggaran pertahanan akan dinaikkan secara bertahap sesuai dengan peningkatan anggaran pemerintah. Dikatakannya, anggaran pertahanan memang besar, dan anggaran yang ada sekarang masih cukup jauh.

Di akhir acara, Megawati mengingatkan untuk para generasi selalu menghormati perjuangan pahlawan. SBY menutupnya dengan sebuah puisi sedangkan JK menutupnya dengan rencana pemerintahannya melakukan dengan cepat jika terpilih nanti. Moderator menutup dengan joke “JK akan melanjutkan pemerintahan SBY dari Pro Rakyat dengan lebih cepat”. Tahu artinya anekdot diatas?

11 komentar:

  1. Sementara itu Yudhoyono menyatakan, anggaran pertahanan akan dinaikkan secara bertahap sesuai dengan peningkatan anggaran pemerintah..

    gw sih setuju, cz indonesia katanya cuma punya kapal selam perang 9 buah, padahal negara kepulauan yang luas bgt wilayah perairannya...sedangkan singapur aja yg kurang lebih segede kota jakarta klo ga salah punya 55 kapal selam militer..

    truss kecelakaan pesawat milik TNI AU yang belakangan ini sering terjadi kebanyakan gara-gara kurangnya pengawasan/Quality control/servis rutin dll...

    GMANA MAU PERANG SAMA MALAYSIA, PAS LATIAN AJA KAPALNYA BANYAK YANG JATOH...

    ayo pemerintah ! naikin lagi anggaran untuk pertahanan militer ! klo bisa secepatnya ! biar gaji2 TNI naek kan kerjanya pada ga asal tuh....!!!

    BalasHapus
  2. berat gimana??,,

    hem, golput aja deh..

    hehehe

    BalasHapus
  3. Gunakan hak pilih kita dong sebagai warga negara yang baik . . . .

    BalasHapus
  4. adukhh..

    politik...

    skip dulu dehh..

    pusiiing.

    :p

    HHAHAHA..

    bebelisbela.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Pro Rakyat
    Lanjutkan!
    Lebih Cepat Lebih Baik

    ga butuh slogan..butuh kinerja yg baik..

    BalasHapus
  6. Ga butuh janji, buktinya aja.

    BalasHapus
  7. Jangan sampe Salah pilih . . . . !!!!!!!!

    BalasHapus
  8. HIDUP JK!!!!
    HIDUP JK!!!!!
    Pak SBY meLANJUTKAN pemerintahan Dari MEGA yg Katanya PRORAKYAT *padahal kaga*...
    Sekarang giliran PAK MUHAMMAD JUSSUF KALLA yg Meneruskan Pemerintahan pak SBY, LEBIH cepat pak JK memerintah LEBIH BAIK....hehehe

    BalasHapus
  9. waahhh . . .
    mario bertentangan sama gue . . .
    LANJUTKAN !!!!!!!!!

    BalasHapus